Warna Muda – Dalam perombakan kabinet di akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo, Bahlil Lahadalia, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi, resmi berpindah posisi menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Bahlil menggantikan Arifin Tasrif, yang sebelumnya menduduki posisi tersebut. Sementara itu, Rosan Perkasa Roeslani dipercaya untuk memimpin Kementerian Investasi menggantikan Bahlil.
Transformasi Kementerian Investasi
Selama masa kepemimpinannya di Kementerian Investasi, Bahlil menceritakan perubahan signifikan yang terjadi. Salah satu yang menonjol adalah transformasi dari Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) menjadi Kementerian Investasi. Transformasi ini membawa penambahan kewenangan yang cukup besar bagi kementerian, termasuk mengambil alih beberapa kewenangan dari kementerian lain seperti ESDM, Keuangan, dan Kehutanan.
Bahlil juga menyoroti bahwa pada tahun 2018, Kementerian Investasi belum mampu mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Namun, pada tahun 2023, kementerian ini berhasil mencatat investasi langsung sebesar Rp 1.418 triliun, melebihi target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo. Meskipun demikian, Bahlil mengingatkan bahwa Kementerian Investasi masih dihadapkan pada tantangan besar, terutama dalam meningkatkan investasi di tengah tekanan ekonomi global.
Rosan Perkasa Roeslani Ambil Alih Kementerian Investasi
Dalam acara serah terima jabatan, Rosan Perkasa Roeslani menekankan pentingnya kerja sama untuk menjalankan tugas di akhir periode kabinet Jokowi yang hanya menyisakan waktu kurang dari dua bulan. Menurutnya, keberhasilan suatu kementerian sangat bergantung pada kekompakan dan soliditas tim.
Rosan juga menyoroti pentingnya tata kelola yang baik dalam menjalankan kewenangan Kementerian Investasi. Ia yakin bahwa dengan niat yang baik dan kerja yang bersih, kementerian ini dapat mencapai target-targetnya.
Tantangan Baru Bahlil di Kementerian ESDM
Setelah resmi menjabat sebagai Menteri ESDM, Bahlil langsung menghadapi tugas baru yang cukup berat. Salah satu prioritasnya adalah melanjutkan upaya peningkatan produksi migas (minyak dan gas bumi), yang menjadi salah satu perintah langsung dari Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Tugas ini mencakup optimalisasi sumur-sumur migas yang tidak aktif serta perbaikan tata kelola sektor migas.
Arifin Tasrif, dalam serah terima jabatannya, menyampaikan bahwa Kementerian ESDM memiliki tanggung jawab besar dalam menyediakan energi bersih dan mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya alam yang ada. Namun, tantangan yang dihadapi cukup besar, terutama dengan terus menurunnya produksi minyak di tengah peningkatan konsumsi migas.
Proyek dan Tantangan di Masa Depan
Arifin juga menyinggung sejumlah proyek strategis yang sedang berlangsung, termasuk pengembangan sumber gas baru seperti Gang North dan Blok Andaman, yang diharapkan mulai berproduksi pada 2027-2028. Selain itu, percepatan pengembangan Blok Masela menjadi prioritas untuk dapat berproduksi pada 1 Januari 2030.
Pembangunan infrastruktur energi juga menjadi fokus utama, dengan target menyelesaikan proyek transmisi gas yang menghubungkan Pulau Sumatera hingga Pulau Jawa pada 2028. Selain itu, upaya untuk memaksimalkan cadangan minyak dan gas bumi serta mencari potensi baru untuk peningkatan cadangan mineral juga menjadi agenda penting.
Arifin berharap dokumen strategis yang telah disusun dapat menjadi panduan yang solid bagi Bahlil dalam melanjutkan kebijakan dan program di Kementerian ESDM.