Rupiah Siap “Ganti Wajah”Pemerintah Matangkan Rencana Redenominasi!

Warnamuda.com – Pemerintah Indonesia tengah bersiap menjalankan kebijakan besar yang akan mengubah cara masyarakat melihat nilai uang redenominasi rupiah. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan bahwa rancangan undang-undang terkait hal ini sedang digarap serius. Rencana tersebut sudah masuk dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70 Tahun 2025 tentang Rencana Strategis Kemenkeu 2025–2029. Redenominasi bukan berarti pemotongan nilai uang, melainkan penyederhanaan angka. Misalnya, Rp1.000 akan menjadi Rp1 tanpa menurunkan daya beli. Jadi, harga, gaji, atau tabungan tetap sama nilainya hanya tampilannya yang berubah jadi lebih simpel.


Kenapa Harus Sekarang?

Menurut Purbaya, ada alasan kuat di balik kebijakan ini. Pertama, transaksi keuangan akan jadi lebih cepat dan efisien, terutama di era digital yang menuntut sistem lebih praktis. Kedua, rupiah dengan angka yang “lebih kecil” diharapkan bisa memperbaiki citra mata uang nasional di mata dunia. Nominal besar sering kali dianggap mencerminkan inflasi tinggi atau ekonomi yang kurang stabil. Ketiga, sistem akuntansi, baik di sektor publik maupun swasta, akan lebih mudah karena angka di laporan keuangan jadi lebih ringkas. Pemerintah menargetkan RUU Redenominasi bisa rampung dan siap dijalankan paling lambat tahun 2027.


Negara Lain Sudah Lebih Dulu

Langkah Indonesia bukan yang pertama. Banyak negara pernah melakukan hal serupa demi menyederhanakan sistem moneter mereka. Contohnya, Brazil yang sudah enam kali melakukan redenominasi karena krisis inflasi. Lalu ada Yugoslavia, yang sempat mengganti nominal mata uangnya berulang kali saat menghadapi hiperinflasi di awal 1990-an. Beberapa negara di Eropa Timur dan Amerika Selatan juga menggunakan strategi serupa untuk menstabilkan keuangan. Indonesia diharapkan bisa belajar dari pengalaman negara-negara tersebut agar prosesnya berjalan lancar dan minim risiko.

Baca Juga  BBM Resmi Turun Hari Ini, Harga Baru Bikin Kaget!

Tantangan dan Risiko di Lapangan

Meski terlihat sederhana, pelaksanaan redenominasi tidak bisa dilakukan sembarangan. Pemerintah harus memastikan masyarakat memahami bahwa nilai uang tidak berkurang, hanya tampilannya yang berubah. Sosialisasi akan jadi kunci agar tidak muncul kebingungan publik, terutama di sektor perdagangan dan keuangan. Jika edukasi tidak maksimal, masyarakat bisa salah paham dan mengira harga-harga naik. Selain itu, penyesuaian sistem pembayaran, mesin ATM, aplikasi perbankan, hingga laporan akuntansi akan jadi pekerjaan besar yang perlu disiapkan matang.


Dampaknya Bagi Masyarakat

Bila kebijakan ini resmi dijalankan, masyarakat mungkin akan kaget melihat harga barang “tiba-tiba murah”. Misalnya, nasi goreng yang semula Rp20.000 bisa jadi hanya Rp20. Tapi jangan salah paham nilainya sama, hanya nominalnya saja yang disederhanakan. Redenominasi juga bisa memperkuat posisi rupiah di tingkat global, membuatnya tampak lebih “berkelas” di antara mata uang dunia. Namun, hal terpenting tetap pada kestabilan ekonomi dan kepercayaan publik yang harus dijaga selama masa transisi.


Yuk gabung ke Channel WhatsAap Warnamuda Media dan nikmati konten seru setiap hari langsung dari HP kamu! Mulai dari artikel pilihan, berita terkini, sampai update seru dari dunia hiburan, lifestyle, dan pop culture.

Tinggalkan Balasan