Warna Muda Media – Pada hari Sabtu, 28 September 2024, terjadi insiden pembubaran diskusi diaspora dalam Forum Tanah Air di sebuah hotel di Kemang, Jakarta Selatan. Diskusi yang bertajuk “Silaturahmi Kebangsaan Diaspora Bersama Tokoh dan Aktivis Nasional” ini menghadirkan sejumlah tokoh nasional, termasuk Refly Harun, pakar hukum tata negara, sebagai pembicara.
Tokoh-tokoh yang Hadir
Acara ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh terkemuka seperti mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu, dan beberapa pensiunan jenderal TNI. Diskusi bertujuan untuk membahas kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi serta memprediksi bagaimana kepemimpinan Prabowo di masa depan.
Refly Harun menjelaskan bahwa diskusi ini tidak mengandung unsur provokatif atau kekerasan. “Kami hanya menggunakan hak konstitusional untuk berpikir dan menyampaikan opini. Tidak ada niat jahat atau perencanaan memberontak terhadap negara,” katanya kepada media.
Kronologi Pembubaran
Sekitar pukul 09.00 WIB, Refly melihat sekelompok massa melakukan aksi unjuk rasa di depan hotel. Pada awalnya, ia mengira bahwa para pengunjuk rasa tersebut adalah buruh yang sedang berdemonstrasi. Namun, ketika acara hendak dimulai sekitar pukul 10.30 WIB, sekelompok orang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan dan merusak peralatan seperti televisi dan spanduk, sambil berteriak “Bubar! Bubar!”
Refly dan para peserta diskusi memilih untuk tidak melawan secara fisik karena merasa lebih baik beradu pemikiran daripada otot. Setelah para perusuh meninggalkan lokasi, kondisi dalam ruangan tidak lagi kondusif untuk melanjutkan diskusi secara formal.
Lanjutan Acara Setelah Kejadian
Meskipun diskusi dihentikan, acara tetap berlanjut dalam bentuk silaturahmi santai. Beberapa peserta berbicara tentang Pancasila, UUD 1945, bahkan ada yang mempromosikan buku. Namun, topik utama mengenai kebijakan Presiden Jokowi tidak lagi dibahas secara mendalam.
Petugas hotel kemudian meminta agar acara segera dihentikan karena khawatir dengan ancaman dari kelompok-kelompok di luar. Akhirnya, Forum Tanah Air resmi dibubarkan sekitar pukul 12.00 WIB setelah para peserta makan siang bersama.
Kejadian ini memperlihatkan bagaimana diskusi yang awalnya bertujuan untuk membuka ruang opini dan dialog dapat terhenti oleh tekanan dari kelompok luar. Selain itu, absennya aparat kepolisian dalam merespons situasi tersebut menimbulkan pertanyaan tentang keamanan acara-acara publik di masa depan.