Perjuangan untuk melegalkan pernikahan sesama jenis di Thailand tidaklah mudah. Aktivis LGBTQ telah memperjuangkan hal ini selama lebih dari satu dekade, meskipun perjalanan politik negara itu seringkali diwarnai oleh kudeta dan protes besar-besaran, yang sempat menghambat upaya mereka.
Untuk merayakan pencapaian ini, para aktivis LGBTQ di Thailand menggelar acara drag show di Bangkok sebagai bentuk apresiasi dan antusiasme mereka terhadap undang-undang baru ini. Salah satu tokoh LGBTQ yang dikenal di Thailand, Apiwat Apiwatsayree, bersama pasangannya Sappanyoo Panatkool, telah menantikan momen ini selama 17 tahun.
“Kami sudah menunggu lama,” kata Apiwat. “Begitu undang-undang ini berlaku, kami akan langsung mendaftarkan pernikahan kami.”
Peran Pemerintah dalam Perubahan
Dorongan besar untuk mengesahkan undang-undang ini datang dari mantan perdana menteri Srettha Thavisin, yang sangat vokal dalam mendukung komunitas LGBTQ. Ia menjadikan ‘kesetaraan’ pernikahan sebagai salah satu isu utama pemerintahannya dan percaya bahwa perubahan ini akan memperkuat struktur keluarga di Thailand.
Meskipun Srettha diberhentikan dari jabatannya karena kasus etika pada bulan Agustus, penggantinya, Paetongtarn Shinawatra, anak dari mantan perdana menteri kontroversial Thaksin Shinawatra, melanjutkan warisan politik ini dengan tetap mendukung undang-undang tersebut.
.