Warna Muda Media – Kadang kala, konflik dengan pasangan bisa memanas dalam sekejap. Namun, ternyata ada cara simpel yang bisa membantu menurunkan emosi dan meredakan suasana. Berdasarkan sebuah penelitian terbaru, mengambil jeda selama lima detik saja dapat membantu mengurangi ketegangan dalam pertengkaran.
Penelitian terkait Konflik dengan Pasangan
Penelitian ini dilakukan oleh Universitas St. Andrews di Skotlandia dengan melibatkan 81 pasangan. Hasilnya cukup mengejutkan, bahkan bagi para penelitinya sendiri. Annah McCurry, seorang mahasiswa doktoral di bidang psikologi dan ilmu saraf, memimpin penelitian ini dan mengatakan bahwa mereka awalnya tidak menyangka lima detik akan cukup untuk meredakan emosi negatif. Namun ternyata, jeda singkat selama lima, 10, hingga 15 detik memberikan dampak yang sama dalam mengurangi agresi di antara pasangan.
Bagaimana Penelitian Dilakukan?
Untuk meneliti dampak jeda waktu ini, para pasangan diajak memainkan permainan kompetitif yang sengaja dirancang untuk memicu konflik. Mereka diberi pilihan untuk mengirimkan suara bising dengan volume yang bisa dipilih sendiri kepada pasangannya. Namun, sebelum mengirimkan suara tersebut, pasangan yang menerima suara harus menunggu lima, 10, atau 15 detik terlebih dahulu.
Emosi mereka kemudian direkam dengan kamera 360 derajat, dan gerakan otot wajah mereka dianalisis menggunakan machine learning. Dari analisis ini, peneliti bisa melihat bahwa jeda waktu tersebut membantu menurunkan tingkat agresi, meskipun pasangan cenderung menyamakan tingkat agresi yang mereka alami.
Jeda Singkat, Dampak Besar
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun pasangan cenderung memicu emosi satu sama lain, mengambil jeda sejenak—bahkan hanya lima detik—dapat membantu meredakan ketegangan. McCurry menekankan bahwa temuan ini hanya berlaku pada konflik sehari-hari yang biasa terjadi di antara pasangan, seperti perdebatan soal pekerjaan rumah atau anak, bukan pada kasus kekerasan dalam rumah tangga.
“Bagi pasangan yang sedang dalam konflik sehari-hari, coba ambil jeda lima detik. Mungkin itu akan membantu. Tidak ada ruginya,” kata McCurry.
Apa Kata Ahli Lain?
Para ahli lain juga sependapat dengan hasil ini. Menurut Mariko Visserman, seorang asisten profesor psikologi di Universitas Sussex, mengambil jeda memungkinkan seseorang untuk bertindak lebih bijaksana dan tidak impulsif. “Jeda sesaat bisa membantu kita melihat gambaran besar dan mengingat bahwa kita sebenarnya menyayangi pasangan kita,” tambah Visserman.
Sementara itu, Janet Reibstein, seorang psikolog klinis, menambahkan bahwa strategi lima detik ini sangat efektif karena pasangan umumnya sangat peka terhadap reaksi satu sama lain. “Karena hubungan mereka begitu berarti, sedikit saja pemicunya bisa menimbulkan reaksi yang kuat,” ujarnya.
Kendala dan Keterbatasan Penelitian
Meski hasil penelitian ini menjanjikan, ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan. Sebagian besar peserta dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang tidak tinggal bersama pasangannya, sehingga hasilnya mungkin berbeda pada pasangan yang sudah lama menikah atau tinggal bersama. Selain itu, mayoritas peserta penelitian ini berkulit putih, sehingga mungkin ada perbedaan budaya yang belum terefleksikan dalam penelitian ini.
Audrey Tang, seorang psikolog, mengingatkan bahwa pasangan yang sudah bersama lebih lama mungkin memiliki cara bertengkar yang berbeda, serta lebih tahu bagaimana “menekan tombol” emosi satu sama lain. Maka, bagi pasangan yang sudah lama menikah, diperlukan strategi yang lebih panjang atau berbeda untuk meredakan konflik.
Jeda singkat selama lima detik bisa menjadi cara efektif untuk meredakan ketegangan dalam konflik sehari-hari dengan pasangan. Meskipun terlihat sepele, waktu singkat tersebut cukup bagi otak untuk “berpikir ulang” sebelum bertindak, membantu menurunkan emosi negatif dan mengurangi agresi. Namun, perlu diingat bahwa hasil ini mungkin berbeda untuk pasangan yang sudah lama bersama.