Warnamudacom – Arsenal sedang memasuki fase kritis – dan mungkin bukan seperti yang dibayangkan Mikel Arteta saat ia dan Edu merancang rencana besar untuk mengembalikan kejayaan klub.
Dalam lima tahun sejak Arteta mempresentasikan strategi lima langkahnya, Arsenal memang mengalami banyak kemajuan. Setelah dua kali hampir meraih gelar Premier League, musim 2024-25 dibuka dengan harapan tinggi dari fans. Namun, kenyataannya saat ini Arsenal tertinggal tujuh poin dari Liverpool, pemimpin klasemen sementara.
Langkah Transfer yang Diragukan
Banyak yang berpendapat bahwa Arsenal membutuhkan striker murni dan pelapis untuk Bukayo Saka untuk melengkapi skuad juara. Namun, langkah transfer musim panas ini justru menimbulkan tanda tanya. Arsenal mengontrak kiper cadangan (Neto), bek fleksibel (Ricciardo Calafiori), gelandang tengah (Mikel Merino), dan Raheem Sterling sebagai pinjaman.
Padahal, fans berharap pemain seperti Ollie Watkins atau Victor Osimhen yang dapat memperkuat lini serang. Meski Kai Havertz tampil di luar ekspektasi, Arsenal masih kekurangan striker pembunuh di depan gawang. Sementara itu, Saka tetap menjadi satu-satunya pemain sayap kanan utama, yang membuatnya harus siap bermain dalam hampir setiap pertandingan.
Cedera dan Kartu Merah yang Berpengaruh
Musim ini, Arsenal menghadapi situasi yang rumit dengan cedera pemain inti dan kartu merah yang merugikan. Martin Odegaard, kapten tim, absen sejak jeda internasional September dan hal ini sangat memengaruhi lini tengah dan serangan Arsenal.
Tiga kartu merah yang diterima oleh Declan Rice, Leandro Trossard, dan William Saliba memperburuk situasi, menambah tekanan pada Arteta yang harus menurunkan pemain cadangan dan pemain muda. Ketika Saliba dikeluarkan dalam laga melawan Bournemouth, absennya Gabriel Magalhaes pun memperlemah lini belakang Arsenal, membuat gol penyeimbang Mohamed Salah sulit untuk dihindari.
Kepergian Tak Terduga Edu
Sosok Edu telah menjadi figur penting di Arsenal, bekerja sama erat dengan Arteta untuk membangun kembali kekuatan klub. Namun, kini Edu dikabarkan akan meninggalkan klub setelah lima tahun yang berpengaruh. Kepergian Edu dapat berdampak besar pada stabilitas klub, mengingat ia merupakan sekutu utama Arteta.
Tanpa Edu, Arteta mungkin kehilangan salah satu pendukung terbesar visi jangka panjangnya. Pemilihan pengganti yang tepat akan menjadi tantangan baru bagi manajemen Arsenal untuk menjaga hubungan harmonis yang selama ini ada.
Harapan ke Depan
Meski tantangan besar menghadang, musim belum berakhir. Jadwal pertandingan yang lebih ringan menuju akhir tahun bisa menjadi kesempatan bagi Arteta untuk meracik ulang taktik dan memanfaatkan kekuatan tim yang tersisa.
Arsenal harus segera menemukan ritme yang konsisten untuk menghindari semakin tertinggal dari kompetisi gelar juara. Fans tetap berharap bahwa, meskipun tanpa Edu, Arsenal masih bisa memperbaiki posisi di klasemen dan menunjukkan bahwa mereka adalah penantang serius musim ini.