Ledakan SMAN 72 Jakarta Fakta Mengejutkan!

Warnamuda.com – Ketenangan di SMA Negeri 72 Jakarta berubah jadi kepanikan besar pada Jumat siang (7/11/2025). Ledakan terdengar dari area masjid sekolah saat salat Jumat akan dimulai. Tak lama, dua ledakan lain mengguncang taman baca dan bank sampah sekolah. Setelah penyisiran dilakukan, tim Densus 88 Antiteror Polri menemukan total tujuh bom yang dibawa oleh pelaku empat sempat meledak, sementara tiga lainnya gagal aktif.
Menurut penjelasan AKBP Mayndra Eka Wardhana dari Densus 88, keberadaan bom-bom tersebut menunjukkan pelaku sudah mempersiapkan aksinya dengan matang.


Pelaku Diduga Siswa Sekolah Sendiri

Keterangan sejumlah saksi membuat suasana makin mencekam. Salah satu siswa mengatakan bahwa pelaku adalah kakak kelasnya sendiri, yang belakangan diketahui sempat mengalami perundungan (bullying). Dugaan itulah yang kini jadi arah awal penyelidikan polisi.
Setelah ledakan terjadi, tim penjinak bom langsung menyisir seluruh area sekolah. Polisi juga mengamankan beberapa barang bukti, termasuk tas besar yang dibawa pelaku dan beberapa bom rakitan yang belum sempat diledakkan.


Dugaan Motif dan Penyelidikan Polisi

Meski sempat muncul dugaan bahwa aksi ini terkait jaringan teror, kepolisian belum menyimpulkan hal tersebut. Hingga kini, motif dendam pribadi akibat perlakuan buruk di sekolah masih menjadi fokus utama penyidikan.
Selain itu, polisi juga menemukan surat dan bahan peledak tambahan di rumah pelaku, yang memperkuat dugaan bahwa aksi ini telah direncanakan jauh hari. Densus 88 dan tim forensik tengah mengkaji bahan-bahan yang digunakan untuk memastikan jenis serta daya ledaknya.


Dampak dan Tindakan Pasca-Insiden

Ledakan di SMA 72 bukan hanya meninggalkan kerusakan fisik, tapi juga luka batin bagi banyak siswa dan guru. Pemerintah segera mengambil langkah cepat: sekolah dialihkan ke sistem pembelajaran daring sementara waktu, sementara tim psikolog diterjunkan untuk membantu pemulihan mental siswa.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ikut menyoroti kasus ini dan mendesak pemerintah memperketat sistem pengawasan di sekolah agar perundungan tidak lagi berujung pada tragedi.

Baca Juga  Setiap Hujan Datang, Jakarta Macet Total! Ini Biang Keroknya

Ancaman Keamanan di Dunia Pendidikan

Kasus ini membuka mata banyak pihak bahwa keamanan sekolah kini tidak hanya soal fasilitas, tapi juga kondisi psikologis siswanya. Pihak berwenang diharapkan segera memperkuat sistem deteksi dini terhadap potensi kekerasan, baik fisik maupun mental, di lingkungan pendidikan.


Yuk gabung ke Channel WhatsAap Warnamuda Media dan nikmati konten seru setiap hari langsung dari HP kamu! Mulai dari artikel pilihan, berita terkini, sampai update seru dari dunia hiburan, lifestyle, dan pop culture.

Tinggalkan Balasan