Warna Muda Media – Malaysia terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sistem multilateral di kancah internasional. Perdana Menteri, Datuk Seri Anwar Ibrahim, menegaskan sikap tegas ini dalam Sidang Kemuncak ASEAN-PBB ke-14, yang dihadiri pula oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. Pada pertemuan penting ini, Malaysia memberikan dukungan penuh pada perjanjian global terbaru, Pakatan Masa Depan, yang diterima pada 22 September 2024.
Dukungan Penuh untuk Pakatan Masa Depan
Pakatan Masa Depan ini dipandang sebagai sebuah langkah penting menuju pendekatan multilateral yang lebih inklusif dan terhubung, seperti yang diungkapkan oleh Antonio Guterres. Malaysia menyambut baik inisiatif ini karena sejalan dengan visi negara untuk memperkuat sistem internasional berbasis hukum dan kerjasama global.
Selain itu, dalam pidatonya, Anwar Ibrahim juga mengungkapkan belasungkawa kepada keluarga besar PBB terkait kehilangan 220 petugas UNRWA yang gugur dalam konflik Gaza. Dukungan Malaysia terhadap upaya UNRWA, yang memberikan bantuan untuk pengungsi Palestina, menunjukkan solidaritas Malaysia terhadap isu kemanusiaan di Timur Tengah.
Batasi Penggunaan Veto dan Fokus Myanmar
Anwar Ibrahim juga menyoroti pentingnya reformasi di Dewan Keamanan PBB, khususnya terkait pembatasan penggunaan hak veto yang sering kali menghambat terciptanya solusi terhadap pelanggaran hukum internasional. Menurut Anwar, dunia butuh langkah nyata untuk menghentikan krisis yang terus berlarut-larut akibat veto dari negara-negara besar.
Selain itu, krisis Myanmar menjadi salah satu topik penting yang dibahas. Anwar menegaskan bahwa Malaysia, sebagai ketua ASEAN yang akan datang, siap bekerja sama erat dengan utusan khusus PBB untuk membantu menyelesaikan krisis di Myanmar melalui cara damai. Dukungan Malaysia terhadap peran ASEAN dalam menyelesaikan isu ini mencerminkan komitmen negara untuk memainkan peran aktif di kawasan.
Komitmen Malaysia Terhadap Emisi Nol Bersih
Tidak hanya soal politik dan diplomasi, Malaysia juga menunjukkan komitmennya dalam isu lingkungan. Dalam pertemuan Pemimpin Komunitas Sifar Pelepasan Asia (AZEC) yang kedua, Anwar menegaskan kembali bahwa Malaysia siap mencapai target emisi gas rumah kaca nol bersih pada tahun 2050. Rencana ini sejalan dengan Pelan Hala Tuju Peralihan Tenaga Negara (NETR) yang telah menetapkan langkah-langkah ambisius untuk memastikan transisi energi yang berkelanjutan.
Anwar menambahkan bahwa kerjasama regional melalui AZEC akan menjadi kunci dalam upaya ini, dan Malaysia mendorong peningkatan investasi di sektor energi untuk mencapai target tersebut. Di antaranya, gas alam akan tetap digunakan sebagai bahan bakar transisi dalam jangka pendek, dengan harapan mendukung langkah menuju sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Baca Juga: Serangan Rudal Iran ke Israel: Eskalasi Terbaru yang Mengkhawatirkan
Ringkasan Pertemuan ASEAN-PBB
Keseluruhan sidang ini menunjukkan keseriusan Malaysia dalam berbagai isu global, mulai dari politik, keamanan, hingga lingkungan. Kolaborasi antara ASEAN dan PBB yang terus diperkuat menjadi jalan penting untuk mengatasi berbagai tantangan internasional, dengan Malaysia sebagai salah satu negara kunci yang berperan aktif dalam mewujudkan perdamaian dan keberlanjutan.