Warna Muda Media – Siapa yang sebenarnya mengontrol algoritma TikTok yang begitu “ajaib”? Apakah perusahaan yang berbasis di AS atau induknya yang berasal dari China, ByteDance? Pertanyaan ini menjadi pusat perhatian ketika tiga hakim federal harus memutuskan masa depan TikTok di AS. Putusan ini mungkin akan menentukan apakah aplikasi tersebut akan dilarang bagi semua warga Amerika atau tidak.
TikTok di Persimpangan Jalan Hukum
Pada hari Senin, terjadi perdebatan panjang di pengadilan federal Washington. TikTok, bersama beberapa kreator konten, menghadapi pemerintah AS. Pertarungan tersebut berpusat pada apakah kepemilikan asing TikTok melanggar hak konstitusional di bawah hukum AS.
Hakim Sri Srinivasan, yang memimpin sidang, bersama dua hakim lainnya, mengajukan pertanyaan tajam mengenai hubungan TikTok dengan ByteDance. Walaupun hakim juga tidak mempermudah pemerintah, mereka menggali pertanyaan mendalam tentang apakah TikTok yang dimiliki China bisa menjadi ancaman keamanan nasional bagi Amerika Serikat.
Apa Taruhannya?
Kasus ini bisa menjadi sangat krusial bagi keberadaan TikTok di Amerika. Jika pengadilan memutuskan mendukung pemerintah, ByteDance harus menjual TikTok kepada pemilik non-China sebelum Januari tahun depan, atau aplikasi tersebut akan dilarang digunakan di seluruh AS. Jika tidak, undang-undang yang dibuat untuk membatasi pengaruh asing terhadap platform ini akan digagalkan.
Keputusan ini juga dapat memengaruhi interpretasi Amandemen Pertama dalam konteks platform digital. Apakah tindakan pemerintah melanggar kebebasan berbicara yang dilindungi Amandemen Pertama? TikTok dan pendukungnya berpendapat bahwa larangan ini akan merusak hak pengguna Amerika untuk berekspresi dan mengakses informasi.
Baca juga: Ini Cara Aman Menggunakan M-Banking Agar Tidak Dibobol.
Kekhawatiran AS terhadap China
Undang-undang yang mempercepat proses ini adalah respons AS terhadap kekhawatiran bahwa TikTok, melalui ByteDance, mungkin dapat digunakan oleh pemerintah China untuk mengakses data pengguna Amerika. Kekhawatiran ini juga dipicu oleh undang-undang China yang mewajibkan perusahaan untuk membantu pemerintah dalam kegiatan intelijen.
Namun, TikTok berargumen bahwa sebagian besar datanya disimpan di AS melalui program Project Texas, yang bermitra dengan Oracle. Meskipun begitu, pemerintah AS tetap skeptis, menganggap risiko keamanan masih terlalu besar.
Ke Mana Arah TikTok?
TikTok telah mencoba untuk bernegosiasi dengan pemerintah AS untuk mengatasi masalah keamanan ini, tetapi belum ada kesepakatan yang memuaskan. Kasus ini tidak hanya menentukan nasib TikTok, tetapi juga bagaimana hukum AS menangani platform yang dimiliki asing dan masalah keamanan data di masa depan.
Saat ini, pengadilan belum memberikan keputusan, tetapi dengan tenggat waktu yang semakin dekat, semua mata tertuju pada TikTok dan bagaimana mereka akan bertahan di tengah tekanan ini.